Rumah Kediaman Sang Guru Bangsa, Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto

Bekas Rumah Kediaman Sang Guru Bangsa, Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Salah satu yang keren di Surabaya, Merupakan salah satu dari warisan kota Surabaya. Orang bilang, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya". Salah satu wujud nyatanya adalah tahu dan mengerti tentang sejarah perjuangan bangsa, kejadian-kejadian sejarah, dan tokoh-tokohnya.

Di sini, Surabaya terdapat banyak sekali warisan sejarah yang sampai saat ini pun masih ada dan terawat keberadaannya. Tidak lain adalah agar bangsa ini dapat belajar tentang perjuangan zaman dulu dan mengimplementasikannya pada zaman sekarang dimana sejarah masa depan akan dimulai dari apa yang kita lakukan saat ini.

Mengulas kembali siapa HOS Tjokroaminoto.

Lahir di Ponorogo, 16 Agustus 1882. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Bergelar De Ongekroonde van Java atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota" oleh Belanda, Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. Pada bulan Mei 1912, HOS Tjokroaminoto mendirikan organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya dikenal Serikat Dagang Islam dan terpilih menjadi ketua.

Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, Muso, Alimin, S.M Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.

Akses dan Lokasi

Rumah Kediaman HOS Tjokroaminoto ini, terletak di Jalan Peneleh Gang VII, No. 29-31, Surabaya. Letaknya di seberang Jembatan Peneleh. Sudah ada plakat yang jelas di depan gangnya, Melalui Google Map pun sangat jelas petunjuk arahnya. Rumah klasik jawa dengan pagar pendek berwarna hijau khas jaman dahulu. Rumah yang sangat sederhana tapi menurut saya, sepertinya nyaman untuk ditempati karena hakikatnya rumah adalah sebuah tempat dimana kita bisa berkumpul dengan orang-orang tercinta, memperbaiki diri, dan memulai banyak hal.

Sejarah

Rumah ini diperkirakan dibangun pada tahun 1987 dan sampai saat ini rumah ini masih tetap seperti rumah yang ditempati Tjokroaminoto dahulu, hanya saja beberapa barang asli rumah ini sudah tak ada dan diganti dengan beberapa replika. Juga foto-foto di bagian dinding merupakan rangkaian penjelasan berkaitan rumah, tokoh, dan tentang Tjokroaminoto dan beberapa potongan sejarah bangsa ini.

Rumah ini dulunya juga merupakan rumah kost yang pernah ditinggali oleh para pendiri bangsa kita salah satunya yaitu Soekarno. Bangunan rumah ini terdapat ruangan di bagian atas atau bagian loteng dimana merupakan kamar kost yang ditempati penghuni kost tersebut. Kamanya disekat dengan bilik dan ruangannya gelap, bahkan saat siang hari. Begitu juga dahulu saat ditempati Soekarno dan lainnya kamar ini gelap sehingga butuh bantuan penerangan walaupun di siang hari.

Saat ini rumah tersebut oleh keluarga Tjokroaminoto, telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk dipelihara bagi kepentingan nasional. Rumah Peneleh ini pun telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan SK Walikota Surabaya No 188.45/251/402/1996 No Urut 55 Tahun 2009.