Perjalanan Pendakian Pertama Gunung Lawu.
Mulai Hari Baru Menuju Pos 5
Kita mulai lagi nih, setelah malam yang indah penuh dengan kedamaian di ketinggian 3000 mdpl lebih kala itu, sekarang perjuangan dimulai menuju 3265 mdpl, Puncak Lawu atau disebut Puncak Hargo Dumilah. Kami ber 11 waktu itu. 7 dari team kami dan 4 dari kelompok lain yang ketemu bareng di awal tadi. Kebetulan mereka juga nge-camp bersebelahan dengan kami jadi bisa start puncak bareng juga. Jam 04:04 kami memulai pendakian menuju puncak. Tidak jauh kami berjalan, Pos 5 sudah terlihat. Jam 4:14 kami sampai di Pos 5 (Jolo Tundo - 3116 mdpl).
Sayang sekali kami sempat melewati track yang salah. Entah kemana, yang jelas kami menuju sisi lain dari puncak. Kompas dan peta udah dipergunakan tapi tetap kami kesulitan menemukan jalur. Entah siapa yang nyeletuk, "Ojo-ojo kene iki sing jenenge pasar setan". Akhirnya diputuskan daripada meraba-raba track yang menguras stamina dan menambah kekhawatiran, kami menunggu matahari terbit di sana, Pos 5. Ada sebuah bukit kecil dimana kita bisa menikmati sunrise di sana. Cuantik gaes.
Matahari 18 Agustus. Terima Kasih Ya Allah atas rahmatMu ini. Semoga sunrise lain dapat kami dapati di ketinggian yang lain pula. Aamiin.
Jalan Santai Pos 5 Menuju Puncak
Karena keenakan lihat sunrise, tahu-tahu udah terang aja, next, kita kembali ke jalur. Mulai dari Pos 5 ini tujuan akhirnya adalah Puncak Hargodumilah. Namun sebelum sampai Puncak Hargo Dumilah terdapat beberapa spot keren dan ikonik yang sempat kami singgahi diantaranya Sendang Drajat, Warung Mbok Yem, dan Hargo Dalem.
Nah disini kelompok mulai pecah. Bukan apa-apa maksudnya kami membagi diri menikmati indahnya lereng puncak masing-masing. Karena track sudah sangat jelas jadi kebebasan masing-masing. Kita ketemu di Puncak. Nah, Ini sisa kami ber-4, Rendy, Wulan, Cak A'an, Saya menjadi yang terakhir ke Puncak karena kami mampir Hargo Dalem terlebih dahulu. Sedang rombongan 4 orang dari Jakarta udah naik, disusul Rakom, Cak Haris, sama Arif.
Sendang Drajat
Menuju Sendang Drajat kami lalui dengan santai karena kami yakin puncak sebentar lagi. Ditambah kami cukup puas telah melihat sunrise di atas awan. Tentunya semua akan kurang jika tak sampai puncak. Walau begitu kami melaluinya dengan santai dan tetap rendah hati. Sampai di Sendang Drajat sekitar jam 06:03. Sebuah mata air dengan keputren (kata orang setempat) di sebelahnya.
Warung Makan Mbok Yem
Warung makan Mbok Yem ini mungkin adalah warung makan tertinggi di Indonesia. Nah, pas kesana ternyata masih tutup. Asiiik, nahan sarapan. Ya sudah, sejenak menikmati alam di sana dan langsung mampir ke Hargo Dalem. Ada di atasnya warung Mbok Yem ini.
Hargo Dalem
Ini dia Hargo Dalem. "Hargo Dalem adalah salah satu puncak gunung Lawu di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disanalah dimulainya kisah melegenda Prabu Brawijaya V yang muksa secara misterius. Kisah tersebut dimulai pada akhir zaman Kerajaan Majapahit, 1400 Masehi. Pada masa pasang surutnya Kerajaan Majapahit, yang bertahta sebagai Raja adalah Sinuhun Bumi Nata Brawijaya Ingkang Jumeneng Kaping 5 ( pamungkas )." Nah, itu kutipan dari beberapa artikel yang saya baca tentang Hargo Dalem.
Puncak Hargo Dumilah
Kali ini beneran menuju puncak. Jalan sedikit dari Hargo Dalem saya mendapati jalur air yang tentu asalnya dari atas, mana lagi kalau bukan dari puncak. Tanpa pikir panjang saya naik melalui jalur tersebut. Ini dia bener-bener yang namanya jalan menuju puncak. Jalanya kueren menantang abis gaes. Pengalaman pertama nih. Asik, gasken gaes.
Daaaaaan, taraaaaaa. 07:20, Puncak Hargo Dumilah 3265 mdpl. Di atas puncak ada monumen triangulasi, dan beberapa atribut untuk berfoto. Ini dia oleh-oleh paling berkesan. Kemana pun kita, tujuan kita adalah puncak. Puncak dalam artian yang sebenarnya ataupun dalam artian yang tersirat.
Puncak Hargo Dumilah 3265 mdpl Gunung Lawu, 18 Agustus 2015. Saya memang anak gunung. Saya besar di gunung. Iya, Gunungkidul, hidden paradisenya Jogja. Dan saya bangga bisa berkunjung ke tetangga sesama Gunung dengan ketinggian yang berbeda dan bahkan jauh di atas.
Hari itu, hari dimana kami berdiri di atas bumi, tetapi begitu dekat dengan langit, begitu dekat dengan Sang Pencipta. Bersama-sama menemukan teman baru, berjuang bersama. Terima Kasih teman-teman. Ya, teman-teman saya yang sedang berada di tempat ternyaman dalam hidup kalian yang selalu memperhatikan saya dalam diam. Terima Kasih memberi ruang untuk saya sejenak menikmati sisi lain kehidupan. Terima Kasih atas semua dukungan kalian dalam diam.
Dan untuk kalian yang berfoto bersama saat itu gaes, Alhamdulillah kita bertujuh dengan keyakinan kita dan lindungan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, sampai juga ke puncak dengan selamat. Next 3676 mdpl gaes? Hahahaha. Terima Kasih buat kalian juga yang telah bersama sampai ke puncak, Terima Kasih membawa pengalaman pertama saya sungguh bermakna. Sekali lagi terima kasih untuk semuanya.
Gak lupa juga buat Mas Arif, Ridwan, Ikha, dan Lutfi. Dapet temen lain itu menyenangkan. Oh iya mas Arif, kalo baca, aku sebenernya anak Depok juga mas. Aku lahir di Sukmajaya, Depok. Cuma besar di Jogja. Salam buat semua. Dan Terima Kasih. :)
Alhamdulillah Ya Allah, Tuhan Semesta Alam atas moment indah ini. Terima Kasih memberikanku kebahagiaan diantara cobaan dan cobaan diantara kebahagiaan sebagai tempat untuk saya belajar. Terima kasih atas kesempatan dan keindahan yang masih Kau izinkan untuk aku melihatnya, Semoga keindahan lain dapat kutemui di kemudian hari dengan seizinmu Ya Allah.
Balik lagi gaes, mengheningkan ciptanya cukup ya, Hehehe. Eh kelupaan, Terima Kasih juga buat Ibuk tercinta (Ibu Wiwin Haryati). Karena sebelum berangkat restu Beliau yang ngikutin kami, makanya yang tadinya ganjil, jadi genap. :)
Team Perjalanan, No Leader Just Together
Okesip, ketemu lagi di cerita yang lain, Next 3676 mdpl gaes. :)
Cc : Rendy, Wulan, Cak A'an, Cak Haris, Rakom, Arif.
Bcc : Mas Arif, Ridwan, Ikha, Lutfi.
BIG THANKS ALL. :)
0 Comments