Keseruan Dan Cerita Saya Tentang Piala Dunia 2022

World Cup 2022 is over, but the story will always be remembered.
 

Ini foto awal piala dunia 2022 bergulir. Kami keluarga, tetapi berbeda favorit juara. Ada yang tetap setia dengan negara favoritnya walaupun tidak masuk piala dunia. It's oke semua tetap bahagia dan bersuka cita. Tahun ini saya memfavoritkan Argentina karena murni ingin melihat seorang Lionel Messi melengkapi trofi juaranya. Apalagi mungkin ini piala dunia terakhirnya walaupun saya masih berharap ada 1 kali lagi piala dunia untuknya.

Cerita saya memfavoritkan Argentina dimulai sejak bergulirnya Copa America 2021 dimana pada laga semifinal mempertemukan Argentina vs Kolombia yang berakhir dengan kemenangan Argentina melalui drama adu pinalti. Saya mulai berfikir mungkin inilah waktunya untuk seorang Messi melengkapi pencapaiannya dengan gelar untuk negara. Dan benar saja, pada laga final yang sangat mendebarkan melawan Brasil, Albiceleste berhasil menuntaskannya dengan kemenangan berkat gol semata wayang Angel Di Maria dan pertahanan yang solid sampai akhir laga. 

Sumber gambar : Instagram afaseleccion (timnas Argentina)

Signal semakin kuat saat gelar Finalissma (pertandingan interkontinental yang mempertemukan juara bertahan kejuaraan Amerika Selatan dengan Eropa) 2022 berhasil diraih usai mengalahkan Italia, Sang juara Eropa yang tidak lolos Piala Dunia tahun ini.  Bukan hanya Messi menurut saya, tetapi strategi sang pelatih, Lionel Scaloni dan permainan yang solid dari seluruh pemain menjadi signal kuat bahwa tim ini bisa melangkah jauh di Piala Dunia 2022. Walaupun tak bisa dipungkiri Messi menjadi sosok tak tergantikan permainan Tim Tango.

Sumber gambar : Instagram afaseleccion (timnas Argentina)

Piala dunia kali ini diselenggarakan di benua Asia yaitu Qatar. Banyak yang bilang bahwa piala dunia kali ini vibes-nya kurang, euforiannya tak begitu terdengar, dan penyelenggaraannya pun dirasa akah semrawut. Tapi terlepas dari bagaimana kondisi di lapangan, saya tetap melihat piala dunia kali ini berjalan baik. Tak banyak isu-isu yang mengganggu kondisi tim peserta dalam melaksanakan pertandingan. Dan di akhir penyelenggaraannya pun banyak yang mengatakan bahwa ini piala dunia terbaik sepanjang bergulirnya perhelatan sepak bola paling akbar ini. Atau mungkin karena kemenangan Messi yang merupakan kebahagiaan para penggemar sepak bola juga, karena melihat sosok yang telah menyempurnakan gelarnya. Kalau saya tentu turut senang melihat pencapaiannya. Sebuah hal yang pantas didapat untuk konsistensi dan talenta luar biasa di era ini. 

Terlepas dari itu, Piala Dunia 2022 kali ini bergulir dengan seru disertai berbagai kejutan yang menurut saya menarik untuk diulas.

Kekalahan pertama dalam sejarah tuan rumah

Partai pembuka antara tuan rumah Qatar melawan Ekuador menjadi keseruan sekaligus kejutan pertama dimana tuan rumah harus mengakui keunggulan lawannya 2-0. Hal ini membuat Qatar menjadi tuan rumah pertama yang kalah selama 92 tahun gelaran piala dunia. 

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Nama Enner Valencia sempat mencuat berkat 2 golnya pada laga pembuka. Namun sayang Ekuador harus menemani tuan rumah tidak lolos ke fase gugur karena hanya menempati posisi ke-3. Sedangkan tuan rumah Qatar menjadi juru kunci tanpa sekalipun meraih kemenangan.

Kekalahan tak terduga Argentina atas Arab Saudi

Sedikit orang yang menyangka bahwa Argentina akan kalah melawan Arab saudi. Bagaimana tidak, ini merupakan kekalahan pertama Argentina setelah 36 pertandingan tak terkalahkan. Membawa rekor mengesankan bukan jaminan Anda akan memenangkan seluruh pertandingan. Anda bisa kalah dengan siapa saja dalam sepak bola. Dan inilah indah dan serunya sepak bola.

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Komposisi 4-4-2 yang diterapkan Scaloni sebenarnya cukup bagus. Argentina terlihat akan menang mudah saat gol pertama didapat melalui titik putih dan dieksekusi sempurna oleh Messi. Tetapi semuanya berubah ketika Saleh Alshehri berhasil membobol gawang Emiliano Martinez di menit 48 disusul Salem Al-Dawsari 5 menit kemudian. Argentina bermain semakin menyerang tapi terkesan grusak-grusuk. Penguasaan bola 70% untuk Argentina. Tetapi sayang, pertahanan yang rapat dan solid dari Arab Saudi ditambah penampilan gemilang kiper Mohammed Al Owais membuat Argentina harus kehilangan 3 poin pertamanya.

Kekalahan Jerman atas Jepang mirip laga Argentina vs Arab Saudi

Hal mengejutkan lain juga terjadi di Grup E, dimana salah satu favorit juara Jerman tumbang ditangan salah satu wakil Asia Jepang. Skenario pertandingan mirip dengan Argentina vs Arab Saudi. Jerman mendapat pinalti di babak pertama dan dieksekusi sempurna oleh Ilkay Gundogan. Seperti akan menang mudah dan menguasai pertandingan dengan penguasaan bola hingga 74%, skuat Hansi Flick dipaksa gigit jari setelah Ritsu Doan menggetarkan jala gawang Manuel Neuer pada menit 75 disusul Takuma Asano pada menit 83.

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Jerman tak lolos babak grup, Jepang juara Grup E

Di akhir babak grup, Jerman gagal lolos karena pada laga selanjutnya mencatatkan hasil seri melawan Spanyol dan menang 4-2 melawan Kosta Rika yang membawanya menempati urutan ke-3. Sedangkan Jepang kalah atas  Kosta Rika 1-0 dan berhasil mengalahkan Spanyol 2-1 melalui gol kontroversial yang disahkan oleh VAR karena bola yang terlihat sudah meninggalkan lapangan pertandingan ternyata masih menyisakan beberapa mm dari garis lapangan yang membuat umpan Kaoru Mitoma dieksekusi dengan baik oleh  Ao Tanaka dan berbuah gol kemenangan untuk Samurai Biru.

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Salah satu wakil Asia yang mulai piala dunia 2002 selalu saya favoritkan sebagai wakil dari Asia yang berharap bisa berkiprah sejauh mungkin, mengakhiri babak grup dengan manis. Berhasil menumbangkan 2 tim besar Jerman dan Spanyol melalui permainan yang cukup bagus, hanya saja menurut saya masih kurang konsisten. Hal ini juga yang membuat kiprah Jepang harus terhenti di babak 16 besar dan harus mengakui kekalahan dari Kroasia, finalis piala dunia tahun lalu.

Sumber gambar : fifa.com

Maroko yang terus melaju dan berhasil menumbangkan tim-tim besar

Siapa sangka tim kuda hitam asal benua Afrika ini dapan melaju hingga semi final. Menumbangka tim-tim besar macam Spanyol dan Portugal merupakan prestasi yang luar biasa terlepas dari permainan seperti apa yang disuguhkan. Konsistensi dan kerja keras tentunya menjadi kunci kemenangan terus menerus Tim Singa Atlas. Tapi sayangnya, Prancis membuktikan diri sebagai juara bertahan yang layak melaju ke final dengan mengakhiri perjuangan Hakim Ziyech dan kawan-kawan. Sebuah pencapaian yang membanggakan tentunya dan akan tercatat dalam sejarah sepak bola dunia.

Sumber gambar : fifa.com

Final tak terlupakan Argentina vs Prancis, Game on sampai akhir

Saya mengikuti piala dunia mulai 2002 dan mungkin saya harus bilang ini partai final piala dunia terbaik sejauh ini. Mungkin juga bisa masuk jajaran pertandingan terbaik dalam sepak bola yang pernah saya tonton. Salut untuk Prancis yang datang tidak dengan skuat terbaiknya. Banyak pemain bintang yang harus menepi karena cidera macam N'golo Kante, Paul Pogba, Presnel Kimpembe, Mike Maignan, dan pemegang gelar Ballon d'Or 2021, Karim Benzema. Walau begitu Prancis tetap bisa melangkah sampai partai final. Kalau boleh saya bilang, Prancis bahkan bisa membuat 2 tim sama kuat dengan kualitas juara dengan seluruh pemainnya di era ini. Jadi badai cidera terlihat bisa diatasi dengan baik oleh Didier Deschamps.

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Kembali ke pertandingan, Argentina terlihat menguasai pertandingan sejak awal laga dan terlihat berhasil membuat permainan Prancis tidak berkembang. Kylian Mbappe, wonderkid mereka yang menjadi pemain muda terbaik piala dunia tahun lalu pun dibuat tak terlihat sepanjang babak pertama. Argentinya terlihat hampir mengunci gelar juara saat Angel Di Maria menceploskan bola ke gawang Hugo Lloris pada menit 36 setelah sebelumnya Messi melakukannya dengan sempurna melalui titik putih pada menit 23 akibat pelanggaran Ousmane Dembele terhadap Angel Di Maria di kotak terlarang. 2-0 untuk keunggulan Albiceleste bertahan hingga jeda waktu babak pertama.

Tetapi semuanya berubah saat babak kedua. Prancis terlihat mulai panas saat masuknya Kingsley Coman dan Eduardo Camavinga. Ditambah ditarik keluarnya Angel Di Maria yang kemudian digantikan pemain bertahan Marcos Acuna membuat serangan Argentina sedikit kendor. Hal ini dimanfaatkan baik oleh punggawa Les Blues untuk menyerang dan Kylian Mbappe muncul sebagai aktor penting ketika 2 gol berhasil ia cetak melalui titik putih pada menit 80 dan tendangan voli yang sangat berkelas hanya berselang 1 menit kemudian. Kedudukan imbang 2-2 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan sehingga pertandingan harus berlanjut ke babak tambahan.

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Di babak tambahan permainan seru ditunjukan kedua tim. Argentina yang saya kira akan down karena  sudah tersusul 2 gol ternyata tidak terjadi. Serangan terus digencarkan dan intensitasnya pun tidak terlihat ada down karena hampir di-comeback. Sungguh mental yang luar biasa. Begitu pula Prancis yang juga tak mau kalah menyerang melalui pemain andalan mereka, Mbappe. Terlihat di babak ini serangan bertumpu pada seorang Mbappe, sedangkan di kubu Argentina kolektifitas tebih terlihat karena praktis Camavinga berhasil mengawal seorang Messi dengan sempurna.

Dan di menit 108, melalui skema yang apik para pemain Albiceleste, bola muntahan tendangan keras Lautaro Martinez yang berhasil ditepis kiper Hugo Lloris jatuh tepat di depan Messi yang kemudian menyepaknya tepat ke dalam gawang Prancis. Hakim garis sempat mengangkat bendera tanda offside Lautaro tetapi VAR meyatakan itu onside sehingga kedudukan 3-2 untuk keunggulan Argentina.

Sumber gambar : Instagram afaseleccion (timnas Argentina)

Ketika tampak kemenangan akan didapat oleh Argentina, petaka muncul beberapa menit saja sebelum laga usai. Yaitu handball Gonzalo Montiel yang membuat Kylian Mbappe mencetak hatrick pertamanya di final piala dunia di usia yang masih 23 tahun. Saat itu juga pertandingan kembali memanas dimana waktu menyisakan 2 menit saja. Peluang kembali di dapat Prancis di detik akhir babak perpanjangan waktu melalui Kolo Muani melalui sepakan keras hasil bola lambung yang gagal dibereskan Nicolas Otamendi. Beruntung Emiliano Martinez melakukan save gemilang atas peluang Prancis tersebut. Kedudukan 3-3 sama kuat terjadi hingga akhir babak perpanjangan waktu.

Pertandingan terpaksa berlanjut ke babak adu pinalti. Sedikit angin segar karena Emiliano Martinez tentunya lebih diunggulkan secara statistik karena pernah melewati babak adu pinalti sebelumnya melawan Belanda yang juga tampil gemilang dengan menepis 2 tendangan pemain Belanda. Kylian Mbappe sebagai penendang pertama Prancis melakukan tugasnya dengan sempurna. Disusul Lionel Messi yang juga berhasil menceploskan bola ke gawang Hugo Lloris. Kingslen Coman sebagai penendang kedua Prancis tendangannya berhasil ditepis Emiliano Martinez. Sedangkan di kubu Argentina, Paulo Dybala yang baru masuk di menit 120+ sukses melesakan bola di tengah gawang Hugo Lloris. 

Sumber gambar : Instagram afaseleccion (timnas Argentina)

Penendang ketiga Prancis, Aurelien Tchouameni meletakan bola di sebelah kanan Emiliano Martinez tetapi bola melesat di samping gawang. Angin berada di kubu Argentina ditambah tendangan Leandro Paredes yang membuat skor menjadi 3-1 untuk Argentina. Kemenangan bisa saja terjadi Andai saja tendangan Kolo Muani dapat ditepis Emiliano Martinez, tetapi memang takdir berkata kemenangan Argentina ditentukan oleh tendangan  Gonzalo Montiel yang masuk ke sisi kanan Hugo Lloris. Dan tentu saja akhir dari final kali ini ditutup dengan kemenangan La Albiceleste.

Sumber gambar : fifa.com

Perjalanan Albicelester menuju juara

Perjalanan Timnas Argentina memenangkan Piala Dunia 2022 ini terbilang menarik. Walau banyak yang sudah memprediksi dari awal sebagai pemenang, kekalahan pada laga pertama sekaligus mematahkan rekor 36 pertandingan tak terkalahkan menjadi cerita menarik dalam perjalanan Albiceleste menuju juara. Konsistensi dan permainan yang semakin membaik di setiap laga pasca kekalahan membawa skuat ini menemukan soul-nya di babak final melawan Sang Juara Bertahan.

Sedangkan menurut saya, partai paling seru dari pertandigan Argentina adalah partai final melawan Prancis dan 8 besar melawan Belanda. Sama-sama telah unggul 2-0 di awal laga, Albiceleste terpaksa dibawa lawannya untuk menuntaskan pertandingan hingga babak adu pinalti. Sungguh pertandingan yang mendebarkan dan menguras emosi bagai saya penggemar sepak bola.

Penyisihan : Argentina vs Arab Saudi

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Penyisihan : Argentina vs Mexico

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Penyisihan : Polandia vs Argentina

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

16 besar : Argentina vs Australia

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

8 besar : Belanda vs Argentina

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Semi Final : Argentina vs Kroasia

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Final : Argentina vs Prancis

Sumber gambar : Instagram fifaworldcup

Finally, lengkaplah sudah pencapaian seorang talenta luar biasa sepak bola yang pernah ada di era ini, Lionel Andres Messi. Congratulation.

Sumber gambar : fifa.com

0 Comments