Pagi Bersama Bapak di Watu Lumbung, Wisata Alam Bukit Bebatuan Purba Gunungkidul

Gunungkidul sedang dingin-dinginnya saat itu. Atau mungkin hanya proses adaptasi saya yang terbiasa dengan cuaca terik sendari pagi. Entahlah. Yang terfikir saat itu hanyalah mencari udara segar dengan pemandangan hijau dan teh hangat untuk menemani pagi. Karena sedang tidak sibuk apa-apa dan emang udah kepingin kemana-mana sejak beberapa hari lalu berada di Gunungkidul, pikiran saya langsung tertuju ke Watu Lumbung. Destinasi wisata di Gunungkidul yang sedang jadi perbincangan orang-orang di sekitar rumah yang dulunya saya kenal adalah hutan kayu putih dengan bebatuan besar yang biasanya ditanami tanaman palawija oleh warga sekitar.

Karena situasi bayik beserta ibukya masih tidur, saya berinisiatif mengajak Bapak yang sudah pasti jadi patner handal kalau kemana-mana. Sekalian nostalgia jaman kecil. Dulu sama Bapak, kalu enggak cari makan ternak, bercocok tanam, ya nyari ikan di sungai. Senengnya gak karuan waktu itu, masa-masa yang gak akan terlupakan sih. Karena Bapak juga kerja di salah satu destinasi wisata di Gunungkidul yaitu Tunas Wisata Goa Pindul, saya jadi banyak dapat informasi tentang perkembangan wisata di Gunungkidul, serta banyak tau orang-orang yang ikut ngelola tempat wisata itu.

Langsung gas motor menuju Watu Lumbung, 5 menit aja dari rumah ke sini. Jalan kaki pun sebenernya juga enak karena bisa motong lewat hutan kayu putih yang tembusnya nanti di sisi belakang Watu Lumbung. Karena saya bukan penganut quotes, "Kalau ada yang sulit kenapa cari yang mudah", maka saya memutuskan naik motor saja karena sekalian cari jajan buat ibuknya si bayik. Hehe.

Wisata Watu Lumbung

Jadi Watu Lumbung itu adalah wisata alam bukit bebatuan purba di kawasan hutan kayu putih di daerah Kedungranti, Nglipar. Di Gunungkidul ini, banyak banget tempat-tempat yang usianya masuk kategori purba yang sampai saat ini masih eksis. Ada Situs Purbakala Megalitik baik di Sokoliman maupun di Bleberan. Goa Pindul dan goa-goa di sekitarnya, Goa Jomblang yang jadi salah satu andalan wisata di Gunungkidul, Goa Rancang Kencana, sampai yang terkenal dan ikonik yaitu Gunung Api Purba Nglanggeran.


Watu Lumbung ini merupakan area luas yang mirip bukit dengan bebatuan besar yang ikonik. Area ini juga cukup sejuk di pagi hari dan syahdu di malam hari, Tempat nyunset yang asik ditemani pacitan gorengan dan teh/kopi hangat sembari ngobrol menikmati alam yang ciamik di gazebo-gazebo yang telah berdiri atau sekedar duduk bersila beralaskan tikar.

Akses dan Lokasi

Alamat lengkap Wisata Watu Lumbung adalah di Dusun Kedungranti, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. Lokasi ini merupakan perbatasan antara Desa Bejiharjo yaitu Dusun Sokoliman 2 dengan Desa Nglipar yaitu Dusun Kedungranti. Ada banyak akses sebenarnya untuk bisa sampai ke lokasi ini. Akses paling mudah dan nyaman adalah melalui Dusun Sokoliman 2, Desa Bejiharjo. Akses lain seperti melalui Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, atau dari Desa Nglipar, kebanyakan melewati kawasan hutan, ya walaupun ada beberapa akses jalan yang sudah bagus dan sudah diaspal. Tapi untuk saat ini yang saya tahu akses paling mudah ya melalui Dusun Sokoliman 2, Desa Bejiharjo. Tapi yang suka dengan tantangan bisa mencari jalur melalui hutan. Semoga tidak kesasar ya. Hehe.


Untuk akses jalannya sendiri saya kira cukup baik untuk ukuran wisata ke hutan. Ya jangan bayangkan aspal mulus yang lebar seperti jalan tol ya. Cuma mungkin sebagai bayangan, saya bisa bilang jalan agak menyempit dan bergelombang di beberapa titik.


Bisa dilihat peta lokasi melalui google maps di atas, bahwa lokasi wisata Watu Lumbung ini berdekatan dengan Wisata Goa Pindul, Situs Mekalitik Sokoliman, Wono Sumilir, Kali Oyo, dan banyak lainnya. Jadi sebenarnya bisa sekali jalan kalau main-main ke daerah sini. Tentunya dengan perencanaan yang tepat dan memperhatikan waktu-waktu yang pas untuk kunjungan ke tiap-tiap destinasi wisata ya.

Cerita Lokal

Setiap daerah memiliki ceritanya msing-masing, tak terkecuali di Watu Lumbung ini. Menurut kutipan dari laman (www.krjogja.com),

Batu raksasa setinggi 6 meter dengan lingkar 5 meter ini oleh masyarakat dinamai Watu Lumbung. Batu unik yang terletak di Hutan Sokoliman, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo mitosnya, pada jaman dulu di lokasi tersebut sebagai tempat penyimpanan lumbung padi. Tidak banyak masyarakat yang tahu riwayatnya, karena suatu hal pada zaman itu ada orang saksi yang menyulap lumbung padi menjadi batu. ”Sehingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Watu Lumbung,” kata Sukamto warga Pedukuhan Sokoliman, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.


Kalau saya sendiri, sedari kecil kurang begitu memperhatikan asal muasal lokasi ini, tapi saya tahu kalau di daerah tersebut ada batu besar ikonik yang orang-orang menyebutnya Watu Lumbung. Kalau batu besar, di sekitar lokasi ini tak jauh dari Wisata Watu Lumbung juga banyak terdapat batu-batu besar yang ukurannya mirip seperti watu lumbung dengan bentuk yang juga unik. Selain itu di daerah sekitar sini juga terdapat luweng yaitu sejenis lubang yang ujungnya mengarah ke lokasi tertentu. Sebuah peluang pengembangan wisata di daerah Watu Lumbung ini. Tapi menurut hemat saya, pengembangan lokasi wisata, bagaimanapun tetap harus memperhatikan banyak aspek lain didalam maupun diluar kepariwisataan yang tentunya warga sekitar dan pihak terkait lebih paham tentang pengelolaan di desanya. Harapannya adalah tercipta sinergi untuk kemajuan bersama.

Jam Operasional


Sampai di lokasi masih sangat sepi. Waktu itu sekitar pukul 6 pagi. Kalau menurut saya nih, sebenarnya lokasi ini menerapkan konsep buka 24 jam untuk menikmati suasana hutan dan pemandangan sekitar kapanpun. Tetapi berhubung adanya PPKM dengan penerapan level tertentu, lokasi ini  dibuka untuk jam tertentu saja sekitar pukul 7 pagi sampai 10 malam. Kalau pagi sih mungkin bisa kesini sendari pagi sambil menikmati udara segar dan pemandangan sekitar, walaupun tidak masuk dulu ke lokasi wisata. Tapi kalau malam hari tentu penerangan di sini dimatikan diatas jam yang telah ditentukan guna menghindari pengunjung datang hingga larut karena himbauan pemerintah berkaitan PPKM.

Unik dan Asik

Begitu kami parkir, karena Bapak udah sering banget ke sini, Bapak langsung melipir ke warung dan saya masuk melihat-lihat di sekitaran lokasi. Walaupun telah banyak perubahan, tapi saya masih melihat beberapa titik yang terus dipercantik. Ikon utamanya jelas batu besar yang disebut Watu Lumbung. Dikelilingi spot foto dengan berbagai latar belakang, gazebo untuk bersantai, tempat duduk minimalis ala-ala, jalan setapak yang ditata sedemikian rapi, sampai tanaman dan tulisan "Watu Lumbung". Tak lupa juga ada warung yang juga menyediakan wedang dan pacitan (minuman dan camilan) yang pasti sangat pas dinikmati saat ngobrol sambil menikmati suasana alam yang tenang dan nyaman.


Pagi yang sejuk ditemani pemandangan yang cantik dilihat dari atas batu "Watu Lumbung. Sekeliling terlihat hamparan hijau hutan kayu putih yang berkolaborasi dengan tanaman palawija yang juga dikelola warga sekitar. Melihat lebih jauh lagi terlihat bukit-bukit cantik yang mengelilingi hampir 180 derajat mata memandang. Ditambah paparan sinar matahari yang menyapa sedikit demi sedikit memberi warna cerah di pemukiman warga yang bisa terlihat mata di depan sana. Sungguh indah alam Gunungkidul ini.


Selepas puas mengabadikan dan menyimpan beberapa gambar pemandangan di hp, saya bergegas menyusul Bapak ke warung yang ternyata sedang asik ngobrol dan wedangan (minum teh hangat) dengan salah seorang pengelola, yang ternyata sangat akrab dengan Bapak, pun begitu dengan saya. Saya ngobrol banyak hingga tak terasa waktu menunjukan hampir jam 7. Kami mohon pamit dan berterima kasih atas wedang yang telah diberikan.

Sayonara

Sempat saya bertanya ke Bapak, "Sopo Pak, kok koyoke kenal akrab banget?", Bapak menjawab, "Iku wong Kedungranti, yo sing melu ngelola kono.", Saya teruskan bertanya, "Lha Bapak kenal to, kok ngerti aku barang?", Lanjut Bapak menjawab, "Yo kenal wong sok ketemu nek aku rono." Saya berhenti bertanya kemudian mbatin, gini nih salah satu ciri khas kehidupan di desa sampai saat ini, guyup rukun, kenal banyak orang walaupun terpaut jarak sampai beda desa, tetap saling membantu dan gotong royong.


Sebelum beranjak pulang, saya dan Bapak sempatkan muter lagi satu putaran melihat-lihat dan mengabadikan beberapa gambar melalui hp masing-masing. Tempat yang cukup bagus untuk melepas penat. Apalagi aksesnya tak jauh dari rumah saya dan beberapa destinasi wisata lain di Gunungkidul tepatnya Desa Bejiharjo. Semoga tempat ini terus berkembang dan semakin cantik lagi. Semakin maju bukan hanya destinasi wisatanya tetapi juga lingkungan dan warga sekitarnya. Semoga semakin sejahtera dan alam yang dikelola pun juga semakin lestari. Untuk itu mari bersama menjaga kelestarian alam ini, baik pengunjung, pengelola, pembuat kebijakan, dan masyarakat sekitarnya.

Destinasi Selanjutnya

Masih pagi saat kami berniat pulang ke rumah, alhasil saya mengajak Bapak untuk sekalian mampir ke Wonosumilir yang berada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo. Aksesnya bisa dibilang tak begitu jauh dari sini. Namun saya mengajak Bapak melewati jalur lain, yaitu melewati hutan dan tidak melewati jalur utamanya. Aksesnya yaitu melalui Dusun Kedungranti melipir melalui jalur perbatasan. Akses inilah yang juga dapat dilewati jika ingin menuju Watu Lumbung dari Dusun Gelaran. Jalur disini paling asik ditempuh menggunakan sepeda melewati hutan dan beberapa jalan makadam. Sekalian olahraga. Hehe.


Cerita perjalanan selanjutnya dapat dibaca di tulisan berikutnya (Menyusuri Hutan Kayu Putih Menuju Bukit Wonosumilir Gunungkidul). Terima kasih telah menyempatkan membaca. Sehat selalu, terima kasih dan salam lestari.

42 Comments

  1. inilah harapan anak lanang cepet besar biar bisa diajak jalan - jalan begini. pasti seru bisa bawa anak lanang jalan - jalan berdua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau udah segede ini serunya karena bisa nostalgia. Waktu kecil sering banget kesini sama bapak mulai dari ke kebon nyari rumput atau ke sungai nyari ikan. Kalau sekarang alhamdulillah bisa ngajakin jalan-jalan. Hehe.

      Delete
  2. jadi pengen ke situ nanti, tak pulang ke jogja, bikin sim terus ke gunung kidul deh untuk liat2 batuan besar itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantap Bapak, nanti bisa sekalian satu jalur ke Goa Pindul, Kali Oyo, Situs Sokoliman, Watu Lumbung, Wonosumilir, ditambah pemandangan pedesaan yang sejuk dan aduhai.

      Delete
  3. Seneng banget lihat pariwisata di watu lumbung ini, asri dan ikonik banget ya. Aku yang jarang banget bersentuhan dengan udara segar pegunungan gini, jadi pengen main kesana. Aku bikin wish list deh buat kesana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari berwisata alam, menghirup udara segar dan menikmati suasana alam yang asri.

      Delete
  4. Moment seperti ini jarang sekali saya dapatkan padahal Ayah saya dari desa sumberejo gunung kidul, In Syaa Allah jika ada kesempatan, sy akan berkeliling ke destinasi wisata di sekitaran gunung kidul.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantap Bapak, sekalian "sambang ndeso nggih". Hehe

      Delete
  5. pengen rasanya cepat cepat diberi kesempatan untuk jalan ke pulau jawa dan menikmati keindahan alam ditanah jawa

    ReplyDelete
  6. Bagusnyaa Watu Lumbung ini.. jadi kangen berwisata di Gunung Kidul Yogyakarta. Pemandangannya indah dan unik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agendakan lagi Mbak. Banyak banget wisata di Gunungkidul yang pemandangannya indah dan unik.

      Delete
  7. Pasti udara di Watu Lumbung segar banget. Pengen deh kesitu pas pulang kampung besok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejuk dan menyegarkan. Ditambah secangkir teh hangat tambah mantap.

      Delete
  8. Pasti seru banget punya partner in crime seperti Bapak, ya kak. Bisa diajak eksplore dan jadi teman berpetualang.

    Sehat terus ya, Bapak 🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah serunya karena bisa nostalgia petualangan waktu kecil dulu. Terima kasih kak, bahagia dan sehat selalu juga ya. :)

      Delete
  9. Wah, keren di foto terakhirnya.. Anglenya bagus banget tu.. Btw, aku tinggal di jogja sampai sekarang belum pernah main ke watu lumbung..
    Sepertinya harus menyempatkan waktu untuk sekedar mampir kesana nih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak, tempatnya emang keren buat foto ala-ala ditambah alam yang mendukung. Bisa sekalian nanti kalau pas nyempetin waktu kesini satu jalur ke Gua Pindul, Situs Sokoliman, Watu Lumbung, Wonosumilir, terakhir Kali Oyo. Tempatnya berdekatan dan aksesnya 1 jalur kok. Hehe.

      Delete
  10. Di daerah Nglipar ya? Lumayan juga kalau dari Sleman. Makasih rekomendasinya kak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang jauh kalau dari Sleman. Kalau denger kata Sleman bawaannya pingin nanjak aja ke merapi atau nyantai menikmati sejuknya Kaliurang. Hehe.

      Delete
  11. Hwaa keren bangett viewnya. mupengg pengen kesanaa jadinya. MasyaAllah Bapak sehat2 yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dari cerita temen-temen, view malamnya tambah lebih keren kak.

      Delete
  12. Keren jg ini tempatnya, pengen kesana jg

    ReplyDelete
  13. enak ya kalau jalan pagi gitu masih sejuk dan sepi. btw, rumah nenekku juga di gunung kidul.. kalo mudik bolee jugaa tuhh berkunjung ke watu lumbung..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ada kerabat di Gunungkidul juga ya. Monggo bisa diagendakan, hehe.

      Delete
  14. Gunung kidul ini ternyata alamnya keren² tuk wisata ya. Saya pernah ke sana ke goa Pindul.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener banget. Selain alamnya yang keren2, destinasi wisata di Gunungkidul ini juga banyak banget pilihannya.

      Kalau dari Goa Pindul ke Watu Lumbung ini memakan waktu 10 menit aja. Nanti di perjalanan bisa mampir ke Situs Sokoliman (Situs Mekalitikum yang berada di Dusun Sokoliman).

      Delete
  15. Destinasi wisatanya masih asri sekali ya Bang. Apalagi kalau berkunjung ke sana terasa nostalgia saat kecil.

    Semoga tempat wisata seperti ini terus dikembangkan dan didukung oleh pemerintah dalam hal pengelolaannya.

    Terima Kasih Bang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih asri banget karena emang di daerah hutan kayu putih. Kalau saya bisa ketawa2 sendiri nostalgia masa kecil. Hehe.

      Aamiin. Selain dukungan untuk pengembangan tempat wisatanya semoga juga diiringi dukungan pengembangan SDM nya, agar dapat bersinergi mewujudkan Desa yang maju dan makmur.

      Delete
  16. tempat wisata nya bagus dan masih dilestarikan, semoga lebih banyak lagi tempat wisata alam yang terawat agar kelak dapat dilihat generasi seterusnya.

    ReplyDelete
  17. deket sekali dari rumah ya mas, cuma 5 menit-an. kalau masih pagi, sepertinya saya akan pilih jalan kaki sembari olahraga ringan dan menghirup udara pagi yang segar.

    watu = batu
    lumbung = lumbung,

    yaa meskipun saya dari Sumut, tapi cukup mengerti dengan bahasa Jawa, terlebih percakapan yang dituangkan antara mas dan Bapak, saya paham

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sebenarnya pingin jalan kaki waktu itu cuma emang udah ada niatan kecil buat sekalian muter ke tempat lain makanya memutuskan naik motor aja.

      Yah bener banget arti watu lumbung. Bisa ngobrol dan ngerti bahasa warga lokal tu nyenengin banget kalau buat saya. Hehe.

      Delete
  18. Gunung kidul memang terbaik. Pernah sekali kesana wisatanya beh mantap mantap bener. Debes

    ReplyDelete
  19. Woooh, Jogja masih nanyak tempat wisata yang tersembunyi niih. Huhuu, udah lama g main k jogja. Semoga tahun depan bisa eksplore ke sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih buanyak banget. Hidden Paradise deh pokoknya. Hehe.

      Delete
  20. Wah asyiknya bisa jalan-jalan ke alam, tadabur alam sambil refereshing. Deket pula ya Kak, Watu Lumbung ini dengan rumahnya, hanya 5 menit perjalanan sampa. Bisa tiap hari ke sana mungkin kalau saya punya rumah dekat dengan wisata alam :D Siip sharingnya Kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayangnya saat ini saya berdomisili di Surabaya. Tapi bersyukur malah bisa jadi tempat jujukan refresing kalau pas balik ke rumah Gunungkidul.

      Delete
  21. Bagus banget kak lokasinya, saya juga pengen bisa jalan-jalan ngerasain alam :D

    ReplyDelete