3 Bulanku Bersama Komunitas Love Suroboyo


Akhirnya bisa nyenden juga nyempetin nulis ini setelah beberapa deadline ditambah kondisi kejiwaan yang naik turun karena mood yang gak karuan dan keadaan sekitar yang mengharuskan saya muter muter ngalor ngidul. Ini serius tak bilangin capeknya tuh gak di raga aja tapi di jiwa juga, ah sudahlah, hahaha. Ininya i’m in a good mood right now, jadi mari berbagi sedikit cerita tentang saya dan Love Suroboyo selama 3 bulan ini.

Flashback (Unce Upon A Time In Ramadhan 1439)

Kata orang tak kenal maka tak sayang, mungkin penting untuk tahu bagaimana saya bisa mengenal Komunitas Love Suroboyo. Entah bagaimana ceritanya semesta membawa saya kepada sebuah komunitas bernama Love Suroboyo (LS) ini. Tak bisa saya ingat secara pasti kapan mengenal komunitas ini tapi yang jelas saya mulai ada rasa sejak bertemu pertama dengan Mas Shandy Setyawan a.k.a Minin LS (Maksudnya ada rasa sama Love Suroboyo bukan sama Mimin LS. Tolong netizen yang budiman agar tidak memotong maksud dari kata-kata saya apalagi memframing cerita yang tidak sesuai faktanya. Hahaha. Lagi musim gini sih makanya ati-ati aja.).

Waktu itu Ramadhan 1439 H, memasuki malam ganjil begitu adzan maghrib berkumandang kalau tak salah malam 21 atau 23 ya, atau 25, mungkin 27, saya beneran lupa pastinya. Beberapa menit sebelum itu saya bertemu Mimin LS di Masjid Cheng Ho Surabaya. Awalnya sih mau bukber sama beberapa temen di Delta Plaza. Karena saya pikir bakalan susah cari tempat sholat di sana makanya saya membelokan diri ke masjid ini yang kebetulan teman saya yang juga anggota LS 1, Herdiyanto Tri Agustian a.k.a Tian ada disana yang kebetulan juga bersama Mimin LS ini.

Jadi awalnya saya dengerin obrolan mereka dan kemudian nimbrung saat ngomongin kegiatan bukbernya LS yang sukses sama beberapa ngomongin sponsornya darimana dan waktu itu liputan hotel yang saya dulu gak paham apa sih liputan hotel yang dilakuin sama LS itu. Mimin LS cerita banyak, saya sesekali bertanya degan maksud menggali informasi bagaimana komunitas ini, cara kerjanya, karena awalnya saya hanya tahu LS itu ya Mimin LS saja. Seperti single fighter mengurus komunitasnya sendiri. Lama kelamaan saya sedikit tahu dan yah bisa dibilang sedikit mulai tertarik.

Singkat cerita kami bertiga duduk menunggu adzan berkumandang, lalu Mimin LS  berdiri, saya pikir mau ngapain ternyata live IG, nge-live-in suasana berbuka di Masjod Cheng Ho. Pikirku idenya keren juga ya. Ada aja ide dan bahan sederhana yang bisa dipake buat ngangkat Surabaya. Dan ini pertama kalinya juga saya tahu behind the scene nya live IG Love Suroboyo. Setelah pertemuan tersebut saya kembali pada rutinitas biasa seolah tak terjadi apa-apa dan saya pun tetep jarang ngepoin IG nya Love Suroboyo. Haha.

Flashback (Break)

Beberapa waktu kemudian berawal dari kemonotonan hidup saya berusaha mencari hal baru. Basicly saya suka banget sama traveling dan sadar beberapa waktu setelah lama kesana kemari tanpa adanya pengabadian momen yang keren, saya berfikir untuk memiliki kamera (elek-elekan) yang bisa menunjang blog saya. Oh iya fyi, saya suka ngeblog dan mengabadikan cerita perjalanan saya dalam beberapa kata dan gambar. As a reminder aja buat saya supaya gak lupa karena saya tahu otak saya gak akan mampu menampung begitu banyak moment spesial yang pernah saya lalui. Kalau mau tahu bisa mampir aja di kagung13.com sini.

Singkatnya alhamdulillah kebelilah sebuah kamera dan bisa tak gunain sebagai “konco dolan”. Tapi mungkin semesta berkata lain, saat saya pikir semuanya sudah siap buat mulai jalan jauh lagi, saya mulai kehilangan waktu dan semangat sama jalan – jalan yang jauh itu tadi ditambah konsentrasi yang mulai pecah sama kerjaan, kehidupan sosial, dan banyak lainnya yang entah kemudian membuat saya berfikir, “Kenapa gak keliling Surabaya aja, Surabaya keren juga kok”. Dari situ saya mulai berfikir mengenal lebih dalam kota yang telah hampir 5 tahun menerima saya dengan segala asem manisnya. Saya lalu banyak menggali info tentang Surabaya dan entah bagaimana bisa sama sama Tian jadi team hore untuk ide saya eksplore Surabaya.

Sejak saat itu, kemudian blog saya dipenuhi beberapa tulisan tentang Surabaya, walaupun temanya tetap saya balut dalam traveling, saya mulai menyukainya. Saya mulai membuat juga beberapa video (receh) 1 menitan setiap saya mengunjungi tempat – tempat di Surabaya. Waktu itu lagi seneng – senengnya saya posting di instagram, youtube, dan tak embeded kan di blog saya juga. Boleh juga dilihat di youtube beberapa videonya di channel KA Pamungkas.

Nah, singkat cerita (gak singkat sih, ini mah panjang lebar, hehe) saya dapet DM dari Mimin LS yang minta izin repost video saya. Tapi saya lupa nih video mana yang pertama di repost ya, antara Video Perahu Malam Kalimas atau House Of Sampoerna. Pokonya salah satu dari itu. Singkatnya saya mulai kepo lagi kegiatan di LS, sampai pada kegiatan Blusukan Eropa Jilid 3. Saya daftar kemudian masuklah ke group Follower Love Suroboyo yang saat itu juga pertama kali dibuat sama Mimin LS.

On the way shoting "Perahu Malam Kalimas"

Flashback (Jadi Followers Love Suroboyo)

Blusukan Love Suroboyo Kampung Eropa Jilid 4

Masuk di group follower, seperti biasa di group mana saja saya selalu konsisten jadi silent reader setelah memperkenalkan diri di awal. Saya kemudian tahu pertama kali Anggraeni Septi a.k.a Mbak Septi yang dengan PD nya bilang, “Saya blogger, ada yang blogger juga disini?”. Mau jawab tapi sungkan, aku mah apa blogger abal – abal. Haha, jadi seperti biasa saja ikutin saja alurnya. Setelah blusukan tentu saja saya bikin reminder moment dong dengan nulis dan buat video (Blusukan Kampung Eropa Jilid 4 Bersama LoveSuroboyo) yang mana tulisan itu kolaborasi sama Mbak Septi bisa masuk di websitenya LS (lovesuroboyo.org). Lanjut kemudian saya sama beberapa follower mulai akrab, dari yang tadinya pendiam jadi mulai banyak omong dan suka ngajakin atau teracuni jalan – jalan bareng eksplore Surabaya. 

Banyak orang – orang hebat saya kenal di group ini, banyak cerita dan suka dukanya juga. Ada drama yang sebenarnya settingan tapi yang nyeting tenyata beneran melewati dramanya di dunia nyata (Hahaha, kamu kuat bro, semua orang punya dramanya masing – masing so enjoy it, semua bakal berlalu pada akhirnya sebagai keseimbangan hidup). Sampai bener – bener ditinggal sama salah satu temen yang saya inget dulu bareng sama Raffi, Dessy, Nafil, dan Saya ke Musium Etnografi di Kampus UNAIR Dharmawangsa. Al – Fatihah buat Mbak Iyem semoga khusnul khotimah. Aamiin.

Flashback (Open Recruitmen LS Angkatan 3)

Jujur awalnya saya ngerasa cukup lah jadi followernya LS, disini toh saya juga bisa berkontribusi buat Surabaya sambil ngembangin diri. Kemudian atas bujukan dari beberapa pihak akhirnya saya daftar aja. Waktu itu dibuka 4 divisi yaitu Liputan, Conten Writer, Design, dan Humas. Awalnya saya pingin daftar di humas karena satu – satunya yang belum pernah saya coba adalah humas. Asik kali bisa belajar hubungan langsung sama orang karena udah familiar juga sama liputan, nulis, dan design. Tapi entahlah bagaimana ceritanya saya apply yang liputan sama content writer.

Singkatnya saya melewati tahap wawancara dan challenge dengan lancar. Wawancara di taman prestasi dimana setiap jawaban yang keluar dari mulut saya adalah jawaban spontan yang tak saya pikir panjang tapi yah basic saya suka ngarang, akhirnya kespontanan itu bisa saya framing dengan beberapa kalimat mengarang bebas jadi tak terkesan spontan – spontan amat.

Di challenge sebenarnya saya kesulitan mengatur jadwal tetapi semuanya dimudahkan sampai pada saat pengumpulan tugas, ndelalah saya ketiduran di malam sebelum hari pengumpulan tugas dan belum mengerjakan sama sekali tugasnya padahal deadline jam 17:00 dan saya bangun pukul 06:30 dan harus langsung berangkat kerja. Akhirnya bener – bener ngefisiensiin waktu luang di sela – sela kerja buat edit dan bisa ngirim itu tugas di pukul 16:50 an. Saya pikir mungkin ada extra time tapi saya orangnya gak tenangan kalau melewati jam deadline + injury time, jadi saya mending mevet daripada jatuhnya ke extra time. Jadi beban hati gak sih kalau telat – telat gitu, saya sih yes. Hehehe. Tapi kalau injury time 5 – 10 menit masih oke lah ya kan?

Challenge Oprec Love Suroboyo Angkatan 3

Tibalah hari pengumuman dan tercantumlah nama saya. Awal kami yang diterima dimasukin di group followers dimana kalau boleh saya bilang itu rumah pertama saya, dan pada saat perkenalan di group besar, saya harus out dari group follower. Nah disini saya sedikit baper, padahal saya orangnya gak baperan. Haha. Day by day passed kemudian masuklah kami Angkatan 3 semua ke group besar.

Masuk Group Besar Love Suroboyo

Udah cukup kali ya flashback mulu sampai 4 episode. Hehe. Awal masuk kami memperkenalkan diri satu per satu dan seperti layaknya sopan santun di group baru. Hari demi hari berlalu dengan banyak notifikasi baru yang sebenernya saya kesulitan untuk mengkuti. Tapi saya sempatkan baca satu per satu dan juga komentar beberapa kali. Mulai info liputan, evet, kegiatan LS dan lain sebagainya sampai guyonan receh hingga dolar saya temui juga di sini. Seperti biasa sebagai seorang yang (sok) sibuk dengan waktu kerja saya, terkadang beberapa event saya telawkan dengan sangat terpaksa. Yah mau gimana lagi. Sungkan sih sebagai anak baru kontribusinya kecil. Beruntungnya Mimin LS orangnya sabar dan sayang sama anak – anaknya jadi bisa maklumi lah (tapi saya yakin beberapa kali pasti mbatin juga kan mas? Hehehe, Peace.).

Meet Up LS Angkatan 3


Bertempat di Kebun Bibit Wonorejo, kami keluarga besar LS mengadakan meet up dalam rangka ramah taman dengan keluarga baru angkatan 3. Lagi – lagi saya harus telat karena jadwal pekerjaan yang tak bisa menyesuaikan. Tapi saya tetap datang setelah 8 jam begadang dan harus menempuh perjalanan Perak - Wonorejo. Lumazan lah. Hehe.

Saat diskusi kelompok kecil tiap divisi saya ngerasa jadi team penggenap pek (pupuk bawang). Banyak dari team youtube dengan ide – ide mereka mengutarakan pendapat dan bagaimana youtube LS ini bakalan dibawa dan jadi apa. Pemikiran yang cukup bagus. Gak cukup lagi sih tapi seriusan bagus. Kalau beneran terealisasi ini pasti bakalan keren. Semoga aja deh ya. Aamiin.

Entah kenapa saya jadi bagiaan orang yang takut ngomong kalau saya gak mampu ngerealisasiinnya. Itu kenapa juga saya orangnya lebih suka spontan dengan plan cukup (gak over) dalam suatu hal karena saya percaya ide briliant itu gak ada apa – apanya sama realisasi sederhana yang konsisten dan sesuai dengan ekspektasi minimalnya aja. Dan mungkin itu juga yang bikin saya banyak diam. Hehe. Jadi mungkin bukan karena jaim kali ya. Cuma saya lebih suka diajak terjun langsung ke lapangan. Dilapangan plan A bisa jadi X, plan X bisa jadi Q, dan begitu terus sampai alfabet hilang dari muka bumi ini. Hehe. Tapi ya gitu sekali lagi saya kudu menyesuaikan dengan jadwal pekerjaan shift saya. Hehe. Apalah saya yang hanya remahan peyek hasil digoreng di minyak sisa (jlantah). Hehe.

3 Bulan Saya Bersama Love Suroboyo

Saya pikir dari sekian banyak angkatan 3 saya adalah salah satu yang paling pasif pek. Haha, ya pasif ngomong di group, ya minim kontribusi, ya pokonya kalau ada rapor 3 bulanan fix saya bakalan dapet nilai jelek. Remidi pasti lah ya. Terburuknya gak naik kelas bisa aja. Haha. Min sepurane yo min.

Bersama LS dalam peringatan hari musik nasional di makan WR Soepratman

Tapi sejak bergabung saya dapet banyak info update tentang banyak hal. Saya juga sesekali terjun ke lapangan. Sesekali doang sih ya mungkin jujur karena saya harus ngatur jadwal shift dan waktu lain di luar LS. Saya mungkin harus sampai atur jadwal itu per jam nya. Jadi sok detail dan menghargai waktu nih. Haha. Tak inget - inget 3 bulan ini saya baru liputan ke Rumah Walikota (berkaitan jalan pemuda), Rujak Uleg, Kantor Gubernur (Apresiasi pemain timas U-22 asal jatim), Hotel Ciputra World (liputan ramdhan). Haha, dikit banget kan ya. Sepurane maneh lho min.

Liputan Love Suroboyo Festival Rujak Uleg 2019

Sebenernya saya juga suka lho sama Persebaya. Beberapa match terakhir Liga 1 2018 Persebaya waktu itu saya juga datang langsung ke GBT lho, gak lupa juga foto sama Bu Pres yang cantik dong ya. Make baju kebanggaan Green Force yang berbagai macam modelnya. Dan ngoleksi juga beberapa Jerseynya salah satunya Jersey Pre-Season 2019 ini. Saya punya 1 yang warna putih, and i love it very much. Cuma mungkin kalau untuk liputan Persebaya saya masih sedikit  ragu. Saya ngerasa butuh orang besar dan hebat kayak Om Yos mungkin buat bikin berita tentang Persebaya. Lepas dari fanatisme, mereka juga yang harus berani bilang benar saat Persebaya atau Bonek benar walaupun seluruh media menghujat, dan yang berani bilang salah dan legowo saat Persebaya atau Bonek berada di situasi yang salah. And i’m not a person who suitable to do it.

Persebaya Day Paidi x Bu Pres Ivo Ananda

Tapi saya bersukur disini sampai saat ini saya bisa banyak belajar walaupun hanya dari silent reader, saya rajin kok baca – baca info dari situ. Kalau pas sharing session saya pasti pantengin tuh dan inget – inget apa point pentingnya siapa tahu bisa diaplikasiin di kehidupan saya. Sama banyak kenal teman baru walaupun saya pikir masih belum bisa seakrab yang lainnya. Ketahuilah saya ini pendiam dan orangnya susah diatur. Haha, i do what i want, but  i’m still an introvert person. Mungkin kebawa kali ya karena saya ini orang jogja yang walaupun udah lama di Surabaya, tetep ae angel ceplas ceplos koyok wong Suroboyo. Hehe, tapi saya tetap mencoba.

Masih banyak Mas Shandy udah ngasih tugas yang briliant ini. Seketika group jadi melankolis dan rame. Saya juga banyak baca dan terkesan sama cerita senior – senior yang jelas super lah suka dukanya, perjuangannya, dan gak bisa dibandingi sama cerita saya yang masih 3 bulan ini apalagi yang kurang aktif. Hehe. Buat motivasi saya juga biar lebih semangat lagi di LS.

Overall saya makin suka dengan komunitas ini, dan tetep berusaha berkontribusi sesuai kemampuan saya. Jadi mohon bimbingan dan motifasinya nggih. Semoga bisa lebih baik lagi untuk saya dan LS juga kedepannya. Kalau boleh sedikit modif dan gabungin kata – katanya senior kemaren, “Kalau ada salah dalam saya berbicara (dalam hal ini tulisan saya), saya mohon maaf. Kita perbaiki sama – sama kesalahannya, bukan menjahui apalagi membenci orangnya. Karena sejatinya manusia tempatnya salah dan kebenaran hanya milik netizen yang budiman semata. Haha bercanda, Kebenaran hanya milih Allah Tuhan Yang Maha Esa.”

Sekian dan Terima Kasih sudah berkenan membaca cerita panjang kali lebar kali tinggi saya. Hehe. Kalian luar biasa.

0 Comments