Kabut pagi itu sangat pekat hingga jarak pandang sangatlah terbatas. Hawa dingin dan air belaian kabut membasahi jaket yang tak kalah tebalnya dengan kabut. Saat itu pukul 07:00 WIB tapi kabut menutupnya serasa jam 5 pagi. Siapa yang peduli akan jam saat berada di sana. Yang ada hanyalah menikmati apa yang sedang kita rasakan. Hawa dingin adalah teman yang tepat saat ini. Kabut pagi menjadi pelukan yang nyaman bagi siapun saat itu. Sisa hujan semalam yang baru berhenti saat tengah malam mulai datang. Menyisakan kubangan air dan beberapa air tersisa di sekitas atap tempat berteduh kami.
Apalagi yang lebih enak daripada minuman hangat dan makanan sederhana. Yah, yg sederhana pun bisa jadi barang mewah di atas sana. Bukan kopi hangat yang kuminum saat itu, aku lebih suka susu hangat untuk menikmati pagi. Kopi terlalu mainstream menurutku. Yah, karena tiap orang punya penilaian berbeda dan persepsi tersendiri tentang hal yang mereka suka. Dengan wadah potongan botol aqua besar, dengan takaran pas, kuaduk coklat susu itu dan kunikmati bersama ransum pemberian tetangga sebelah. Bersama mereka yang menemani pagi itu. Semua terasa syahdu, nyaman dan tentram dibawah kabut dan dinginnya pagi.
Obrolan-obrolan yang terucap terasa cepat sekali berlalu, kupikir baru saja beberapa pertanyaan kukawab, dan beberapa jawaban juga kukawab, tapi tak terasa, 2 jam berjalan begitu cepat. Saat matahari mulai menembus kabut secara perlahan. Kesalahan besar baru saja kulakukan, yah, kesalahan karena menikmati pagi sebegitu indah dan nyamannya. Yang salah adalah kerinduan yang akan terasa setelah ini. Tak ada obat lain selain mengulanginya, di tempat yang sama, atau di ketinggian yang berbeda. Bismillah dan semoga. Aamiin.
Catatan 2565, 27 November 2015, kagung13
1 Comments
hmm enaknya
ReplyDelete