Monumen Jalesveva Jayamahe, Menatap Laut Menaruh Bangga

Ada yang bilang ini event langka bisa masuk ke Monumen Jalesveva Jayamahe. Pernah tahu patung besar seorang Perwira TNI menghadap ke laut mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan? Nah inilah Monumen Jalesveva Jayamahe, berada di Markas Komando Armada II atau juga dikenal dengan Koarmatim (Komando Armada Timur. Jalesveva Jayamahe, Di Laut Kita Berjaya.


Adalah Pameran Alutsista TNI dalam rangkaian acara HUT TNI ke 73, 6-7 Oktober 2018. Antusias warga sangat besar, apalagi di tanggal 7 nya bertepatan hari minggu yang tentunya merupakan hari keluarga. Ditambah kegiatan fun run dan fun bike juga. Alhasil akses muacet dan berjubel. Saya sendiri berkesempatan tanggal 6 dan 7 nya kesini. Jadi 2 hari full saya keluar masuk area Koarmatim ini. Mumpung dibuka kan? Dipuas puasin liat dan juga refresing kebetulan off day.

Akses dan Lokasi

Berada di Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya. Wilayah ini adalah wilayah terbatas yang tidak sembarang warga sipil bisa masuk. Koarmatim ini dibuka untuk event tertentu dari TNI AL seperti HUT TNI dan Naval Base Open Day. Atau warga sipil yang berkepentingan dengan ijin pihak terkait. Lokasinya mudah saja, dari Jalan Jakarta Surabaya, tinggal lurus aja sampai ketemu Jembatan Petekan, Dari situ bisa belok ke kiri masuk kawasan PT. PAL atau dari Jembatan Petekan lurus aja terus sampai pertigaan lalu belok kiri masuk Gerbang Kawasan Koarmatim langsung.

Day 1 - Monumen Jalesveva Jayamahe

Nah Monumen Jalesveva Jayamahe ini ternyata gak sekedar monumen aja. Ini juga semacam museum yang di dalamnya ada ruang diorama, lalu tiap lantainya ada ruangan yang berisi kurang lebih barang-barang khas museum seperti miniatur, foto, dan lain sebagainya. Ruangannya pun adem dengan pendingin ruangan, nyaman banget buat belajar dan memahami tentang sejarah juga kekayaan bahari kita, Indonesia. Selain itu monumen ini juga difungsikan sebagai mercusuar bagi kapal-kapal yang ada di laut sekitar walaupun saya tidak menemukan dimana lampu suarnya berada.


Kita tengok dulu dari luar yaitu penampakan monumen ini. Memiliki total ketinggian kurang lebih 60 meter. Terbagi dalam 2 bagian yaitu bagian gedung dimana disinilah letak museumnya dengan tinggi kurang lebih 29 meter, dan bagian Patung yang tingginya kurang lebih 1 meter. Bangunan ini diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto pada tahun 1996. Mulai dibangun pada 1990, diarsiteki oleh Nyoman Nuarta yang merupakan pematung dan arsitektur terkenal dengan salah satu karyanya yaitu Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.


Bangunan ini berbentuk tabung jadi tiap lantai itu disekat sedemikian rupa sehingga pengunjung berputar 360 derajat di setiap lantainya. Dan hanya ada akses tangga antar lantai. Masuk ke dalam mulai dari lantai paling bawah terpajang cindera mata dari instansi yang telah mengunjungi monumen ini. Kebanyakan sih untuk kunjungan edukasi. Di ruang ini juga terdapat ruang diorama hanya saja tidak seperti diorama dinamis permanen yang seperti di Museum 10 November.


Naik lagi ke lantai atasnya berisi barang-barang pajangan seperti miniatur kapal, maket, dan lain sebagainya. Lantai atasnya lagi berisi kurang lebih sama yaitu barang-barang khas museum sampai lantai ke-4, satu lantai sebelum rooftopnya yaitu area dimana patung monumen berdiri. Beberapa yang dapat saya tangkap di setiap lantai antara lain banyak miniatur kapal seperti KRI Pasopati, lanjut ada foto dengan figura yang menceritakan sejarah Angkatan Laut Indonesia dimana pada sekitar tahun 1950an merupakan Angkatan Laut terkuat se Asia Tenggara. Ada lagi beberapa peristiwa penting bersejarah seperti Operasi Jayawijaya dan Peristiwa Laut Arafuru.



Lainnya mungkin masih banyak hanya saja saya kurang memperhatikan detailnya apa aja di museum ini satu per satu karena keterbatasan waktu dan ramainya pengunjung yang antre untuk menuju ke area atas. Nah sampai di area atas, saya berada di bawah pas Patung Monumen. Dari sini terlihat pemandangan yang keren Markas Koarmatim, Kapal Perang, dan juga pelabuhan kapal barang di Surabaya. Selain itu pemandangan laut dan angin yang bertiup kencang kala itu. Jembatan Suramadu yang terlihat samar dan Pulau Madura yang berada di sebrang. Ciamik pokonya.

Day 2 - Pameran Alutsista TNI

Hari kedua ini acaranya lebih padet yaitu fun run dan fun bike, juga ada panggung hiburan seperti di acara kemaren, dan gak lupa yang belum kesebut juga stand untuk kuliner dan souvenir. Acara hari kedua ini saya lebih asik eksplore Alutsista nya TNI yang dipamerin di acara ini. Mulai dari masuknya gak seperti hari pertama yang lancar jaya, ini macet parah. Dan saya harus jalan kaki agak jauh. Tapi sepanjang jalan liat kapal yang berjajar super keren jadi gak kerasa capeknya.


Yang paling kelihatan dan keinget sama saya yaitu KRI Dewaruci dan KRI Ardadedali-404. Ada lagi KRI Diponegoro yang di atasnya ada helikopeternya. Dan barisan armada TNI darat seperti tank, mobil, dan sebagainya saya agak gak paham apa itu namanya. Barakuda atau apalah. Hehe.





Yang paling berkesan di hari ini adalah pameran pesawat tempur. Selama beberapa menit saya, kami disuguhkan pemandangan pesawat tempur yang lalu lalang di atas kami, di area Koarmatim ini. Pesawat tak hanya mondar mandir di udara tetapi juga membentuk berbagai macam formasi yang memukau. Ciamik pokonya. Sempet lihat beberapa videonya temen2 yang ngerekam dari bawah, bagus juga sih. Tapi saya saat itu tepat di atas Monumen Jalesveva Jayamahe sehingga saya melihat pameran pesawat tempur dari atas dan terlihat sangat dekat. Kereeeen.



Beneran jadi hal langka bisa masuk ke wilayah ini tanpa perijinan yang ribet. Intinya sabar, dan semua akan terwujud pada waktunya. 2 hari keliling area ini mungkin ada beberapa lokasi yang gak sempet kejamah saking asiknya liat-liat, naik kapal, nyobain armada perang, liat show pesawat tempurnya, dan juga muter-muter di dalam Monumennya. Wis pokok e keren, mbois lah. Kali pertama saya melihat pemandangan markas TNI AL dengan view laut, istimewa. Kali pertama juga saya mengunjungi pameran Alutsista TNI dan seketika itu pun rasa bangga muncul, ternyata ada sisi lain dari kehidupan saya yang senantiasa sigap menjaga keamanan dan kenyamanan kita. Mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya untuk kedamaian negara tercinta.

Jalesveva Jayamahe, di laut kita berjaya. Filosofi Patung Monumen Jalesveva Jayamahe ini, menghadap ke laut, siap menghadapi gelombang dan badai di lautan. Bukankah nenek moyang kita juga seorang pelaut. Menaruh Bangga pada kekayaan bahari Indonesia yang memiliki potensi, harapan, dan kejayaan yang besar. Ini menjadi spirit kita, generasi penerus bangsa haruslah memiliki cita-cita yang besar dan kuat, siap menghadapi segala tantangan untuk mewujudkannya. Memiliki rasa bangga menjadi Indonesia, percaya pada diri sendiri, berusaha dan bekerja keras. :)


Dirgayahu Tentara Nasional Indonesi ke 73. Profesionalisme TNI untuk rakyat. Jalesveva Jayamahe.

0 Comments