Sendirian di Pawitra Puncak Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan sering disebut dengan miatur Semeru. Semula saya berfikir bagaimana bisa disebut seperti itu? Dan benar saja, setelah sampai puncak bayangan, kalian akan melihat Semeru versi kecil yaitu Puncak Pawitra.

Oke, ketemu lagi dengan saya, ngetrip lagi, explore sana sini, dan tak lupa mensyukuri nikmat Allah SWT. Kali ini cerita terarah pada keinginan mendadak seorang anak muda yang sudah gatel sekali pingin tracking. Dan akhirnya Penanggungan pun menjadi korbanya (tujuan maksudnya).

Hari itu Minggu, 4 Oktober 2015. Jam menunjukan pukul 05:54. Yang tadinya plan jam 04:50, molor akibat tidur terlalu larut untuk persiapan yang mendadak. Langsung OTW Trawas, menuju basecamp perizinan pendakian Gunung Penanggungan via Desa Tamiajeng, Trawas. Pukul 08:00 kami rombonga (ber-2 saja) sampai di basecamp. Jangan lupa check dan siapin logistik buat naik, terutama air (karena tidak ada sumber air sama sekali di atas sana). Dan yang terpenting jangan lupa sarapan.

Pukul 08:29 kami melakukan start dari pos perijinan dengan mengurus administrasi dan biaya perizinan. Saat perjalanan naik, team SAR setempat memperingatkan adanya kebakaran lahan di sebelah barat daya puncak (jarang masih cukup jauh) dan dihimbau untuk para pendaki diharap berhati-hati dan sesegera mungkin bisa turun. Dan benar saja, 1 hari setelah hari itu, Puncak Pawitra terbakar. Api menjalar begitu cepat dikarenakan angin yang bertiup kencang saat itu.


Track pendakian merupakan jalan setapak bebatuan dimasa sebelahnya merupakan perkebunan warga. Tanjakan relatif mudah dilalui dan tidak begitu menguras tenaga sampai di POS 2. Sampai di POS 2, akan ada beberapa warga yang berjualan disana.


Next track menuju POS 3 jalan mulai menanjak dan masih aman dengan tingkat kesulitan yang mulai bertambah. Di POS 3 ada gubuk untuk beristirahat.


Track berikutnya menuju POS 4, full menanjak, masih relatif aman untuk pijakan tetapi diakhir track mulai berpasir dan pijakan mulai agak menantang.


Track terakhir menuju puncak bayangan. Nah disini ekstra berhati-hati karena jalur sangat berpasir dan pijakan sangat  harus diperhatikan. Selain itu, siapkan masker dan kacamata untuk perlindungan dari debu. Dan pastikan extra berhati-hati karea kemiringan track mencapai 60 derajat.


Sampai di puncak bayangan saat itu 11:20. Saat itu ramai sekali pendaki pada malam harinya (maklum malam minggu). Beristirahat sejenak kami dan mengatur logistik untuk naik ke puncak. Untuk menuju puncak disarankan membawa logistik secukupnya karena track yang sangat menanjak ditambah angin yang sangat kencang.



Dari sini, Puncak Bayangan kita bisa melihat jelas Puncak Pawitra yang gagah dan pemandangan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang keren abis terpampang jelas di depan mata.


Saat itu 1 orang memutuskan untuk menunggu di puncak bayangan dan akhirnya saya sendiri menuju Puncak Pawitra. Karena kebanyakan pendaki sudah turun, saya benar-benar melakukan pendakian sendiri saat itu. 50 menit track yang sangat menantang dan menyenangkan untuk saya.


Akhirnya sampailah di Puncak Pawitra, Mt. Penanggungan - 1.653 Mdpl. Tersisa satu team pendakian yang bersiap turun karena kondisi asap yang mulai tebal dari arah barat daya yang menandakan api semakin menjalar. Saat itu pukul 13:13 Puncak Pawitra, telah berhasil kuinjakan kedua kaki ini di atasnya. Alhamdulillah. Tak lama menikmati Puncak, sayapun turun dan kembali ke peristirahatan di puncak bayangan untuk persiapan turun ke base camp. Tak membutuhkan waktu lama, tak sampai 2 jam kami sudah sampai ke base camp (turun dengan berlari. hehehe, asik poool).



Beristirahat sejenak di basecamp dan menju Surabaya kembali pukul 15:29. Alhamdulillah Terima Kasih Ya Allah. Semoga Puncak lain dapat kami kunjungi juga. Aamiin.


Terima kasih, salam lestari.

0 Comments